CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Minggu, 01 Februari 2015

Cinta.(baca cinta dengan titik)

Aku Ingin Mencintaimu dan Melupakanmu dengan Sederhana
aku ingin mencintaimu dengan sederhana.
seperti embun hinggap
di tepian daun dan tanah yang sabar menyambutnya jatuh
tapi aku ingin melupakanmu

aku ingin mencintaimu dengan sederhana.
seperti mata yang berkedip
menyambut pagi, dan daun jendela
yang mengintip matahari
tapi aku ingin melupakanmu

aku ingin mencintaimu dengan sederhana. seperti gerimis pada jendela dan uap napasmu menulis nama: ‘kita’

tapi aku ingin melupakanmu

aku ingin mencintaimu dengan sederhana.
seperti waktu yang tak pernah berhenti dan senyummu yang mengabadikannya
tapi aku ingin melupakanmu

aku ingin mencintaimu dengan sederhana.
seperti sebuah peluk yang sebentar
dan satu kecup yang perlahan saja
tapi aku ingin melupakanmu

aku ingin mencintaimu dengan sederhana.
seperti ‘rindu’ yang kuucap dan kau membalasnya dengan ‘aku juga’
tapi aku ingin melupakanmu

aku ingin melupakanmu dengan sederhana.
sesederhana air mata yang mengalir.
sesederhana genggam tangan yang terlepas
tapi aku ingin mencintaimu

(Page 147-148)





Cinta.(baca cinta dengan titik)
Bernard Batubara
Read More..

Selasa, 25 November 2014

November

Entah mengapa aku sangat suka dengan bulan November. Hujan di bulan November yang turun selalu ku nanti. Hujan yang setiap kali ditemui air merintik turun dari langit meski kadang tak di kehendaki. Ada suasana yang berbeda pada hati ketika rinainya turun. Butir-butir air sepertinya saling bersahutan memberikan kabar kepadaku. Bau tanah basah memberikan aroma kesejukan mengiringi daun basah yang menggelayut rendah. Membuka memori-memori masa lalu yang sempat mengendap. Memberi ruang baru untuk dijadikannya tempat singgah.

November bagiku bukan hanya tentang hujan-hujan yang setia membasahi jalanan atau kakiku yang terkena cipratan, atau November juga bukan saja tentang bulan ke sebelas yang menandakan tahun akan berakhir. November memberikanku satu pertanyaan tentang hal apa yang inginku ulang sekali lagi. Ternyata masih ada kenangan yang menggantung di persimpangan jalan, aku tidak berani mendekatinya. Aku ingin berbalik arah, tapi hal yang disebut kenangan itu memaksaku untuk menghampirinya.

Hai kamu..
Apa kabar? Masih ingatkah kamu hujan diwaktu itu?
Disana ada kita, tawa kita, dan genggaman penuh kehangatan itu.
Lalu hari ini, hujan kembali menyapa.
Melemparkanku menuju masa lalu yang didalamnya ada kamu.
Aku bertanya pada hujan, bisakah ia mengembalikanmu? Tapi, hujan tak mau.
Dan disinilah aku. Berdiri menatap hujan yang merintik. 

Di sini aku melihat segala hal yang telah kita lewati bersama. Ruangan ini sesak, dinding-dindingnya seperti mesin waktu. Pertemuan pertama kita, ucapan rindu yang malu-malu kita ucapkan dan juga yang terakhir adalah ucapan selamat tanpa perpisahan, di sini semuanya begitu tak jelas. Aku baru menyadari sekarang. Sudah memasuki November ketiga. Tanpanya. Hanya aku dan senandung hujan dibulan November. Tanpa kusadari, hari-hari berlalu begitu saja. Semuanya tampak biasa saja. Maka dari itu aku mencintai hujan dibulan November. Kalau aku berkata ada senandung hujan dibulan November. Senandung indah yang membuatku teringat padamu.
Karena ada satu hal yang aku tidak suka adalah tentang rindu. Aku selalu menertawakan orang-orang yang sibuk membuat dirinya seakan-seakan paling miris. Padahal besok atau pada hari itu pun mereka akan bertemu. Beda dengan aku. Rindu itu seperti racun yang diam-diam membunuh harapan-harapan. Saat merindukan orang yang tidak bisa kita temui lagi, apa yang harus kita lakukan?



Yang merindukanmu tanpa renggangan,
seperti hujan bulan November.









sumber 1, 2, 3


Read More..

Minggu, 18 Mei 2014

everything has changed


Pelukannya tak pernah sehangat dulu saat merengkuhku. Tatapannya sudah tak pernah berbinar memancarkan kehangatan untukku. Sentuhannya tak selembut dulu ketika menjagaku. Kasih sayangnya bagaikan desir pasir yang seketika tertiup angin yang lambat laun semakin menghilang.
Lama-lama dia tak takut lagi kehilanganku, dia tak takut melihatku bersedih karenanya, dan dia pun tak takut untuk menyakitiku lagi. Tak seperti dulu yang selalu menjaga perasaanku. Membuatku tenang akan segala keyakinannya bahwa dia akan selalu menjagaku. Aku merindukannya, yang dulu..
Mungkin waktu sudah berbicara, membiarkan segala sesuatunya menghilang.
Read More..

Sabtu, 03 Mei 2014

Segala Keterbatasan.

Maaf aku telah membuatmu malu. Atas segala keterbatasan dan kekuranganku. Maaf aku tak sanggup membuatmu tersenyum dan tertawa seperti halnya mereka yang senantiasa bisa membuat dirimu bahagia. Karena mereka, kamu bisa senang, bisa tertawa, bisa terbuka dan menjalani hari tanpa memikirkan beban apapun. Sungguh, aku sangat berterimakasih atas segala perlakuan mereka kepada kamu, yang telah membuatmu bahagia sekarang. 
Maaf atas segala keegoisanku yang terjadi beberapa saat ini, aku tidak ingin kejadian ini terulang lagi. Aku sadar, bahwa mereka yang kamu bangga-banggakan tak ada apa-apanya denganku atas segala keterbatasanku. Aku hanya bisa melihat dari sisi lain, melihat semuanya, senyummu yang mengembang ketika ku melihat gambarmu bersama mereka. Sekarang aku sadar pada diriku sendiri, melihat semuanya sudah sangat cukup jelas atas segala sikap yang telah membuatmu malu ketika bersamaku. Aku mengerti.
Tak perlu menjelaskan apapun, sudah cukup sesakit apa aku merasakannya. Pada kenyataannya tak ada seorangpun yang peduli pada perasaanku. Aku tahu, aku memang selalu salah, yang telah merubah segalanya. Di matamu aku tidak pernah berjuang, aku sudah berubah, dan tak pernah peduli padamu. Ketika kamu sedang bahagia dengan orang lain dan tiba-tiba aku muncul dalam kebahagiaanmu, apakah itu patut? Sopan? Tidak bukan? Sesungguhnya aku hanya tidak ingin melihatmu sedih ketika bersamaku. Aku selalu gagal membuat keadaan menjadi normal, justru keadaan ini semakin memburuk karena adanya aku yang mengganggu kebahagiaanmu itu.
Tolong.. Biarkan aku hidup dalam kebahagiaan yang melihatmu bahagia. Dan tolong.. Jangan pernah mempermasalahkannya, sungguh aku tidak apa-apa. Kebahagiaanmu itu lebih penting, segalanya. Aku tidak mau, orang sepertiku, yang membuatmu malu ini merusak kebahagiaanmu, merusak segala hal yang telah normal. Biarkan aku melihat dari sisi lain atas segala kebahagiaanmu itu.

Read More..

Selasa, 29 April 2014

selamat ya, kamu..

Sedalam-dalam apapun perasaanku kepada kamu, kalau pada kenyataannya tidak pantas untuk aku miliki, apa yang bisa aku lakukan? Tak harus memiliki, setidaknya pernah disisi. Tak harus menyentuhnya, setidaknya bisa melihatnya.
Ketika mata terbuka, hati tersakiti. Dan ketika itu juga aku harus menerima kenyataan bahwa yang di lihat tak pernah bisa di raih. Seketika yang terlintas dalam benakku hanyalah kebahagiaanmu yang dengan bangga bersamanya. Aku turut bahagia, sungguh. Selamat ya..
Karena menangis tak pernah menyelesaikan masalah, maka ku putuskan untuk tersenyum dan tertawa dalam kondisi apapun, walaupun itu mengorbankan perasaanku sendiri. Tapi apa daya, semua memang harus di terima dengan ikhlas. Kebahagiaanmu jauh lebih berharga daripada harus membesar-besarkan rasaku yang berlebihan ini.
Walaupun harus mulai terbiasa, keadaan ini memang harus di terima. Kebiasaan menjadi stalker pun harus dihilangkan, sepasang mata tak kuat menahan untuk melihat sesuatu yang sebenarnya tak harus di lihat. Aku menyerah, sungguh. Penglihatan mata akan menjulur ke hati, seketika hati menjadi bergetar lalu pecah, karena kepecahan hati itulah merasakan sakit, dan air mata pun jatuh dengan seketika.
Kali ini aku harus bisa menopang diriku sendiri untuk bisa kuat, menguatkan diri sendiri agar tak jatuh dan lemah dihadapanmu. Semua ini kebaikan, untuk kamu.
Jadi, berjanjilah untuk bahagia bersamanya. Aku disini hanya bisa berdoa atas kebahagiaan yang sudah kamu raih saat ini. Sekali lagi, selamat ya..
Read More..

Selasa, 11 Maret 2014

sekali lagi, maaf.

Maaf aku muncul di kehidupanmu lagi. Maaf aku mengusik segala hal yang sudah berjalan baik, dengan adanya dia yang sudah berada disampingmu. Aku tidak dapat membendung perasaanku yang berlebihan ini untuk pergi dari sisimu. Maafkan aku karna aku kembali. Aku pikir semua akan sama, ternyata tidak. Aku mencoba kuat agar tak terlihat lemah di depanmu. Mencoba untuk menunjukkan kepadamu bahwa aku bahagia tanpa kamu. Tapi itu mustahil, aku tidak bisa membohongi itu semua. Maaf aku masih mengharapkanmu, dan berpikir bahwa aku bisa kembali ke sisimu. Dan akhirnya aku kembali dengan secercah harapan. Berharap dapat memperbaiki dan kembali seperti semula. Ternyata tidak, kamu sudah memilikinya. Aku manusia paling bersalah yang harus mengusik hidupmu lagi ketika kamu sudah temukan kehidupan barumu ini. Sekali lagi, aku minta maaf.
Read More..

Minggu, 09 Maret 2014

dia


Karena dirinya yang terbaik dan sempurna, kamu menganggapnya bahwa dia wanita yang cantik dan tak punya suatu kekurangan. Rambutnya yang terurai membuat pesona dalam dirinya menjadi wanita yang kamu idamkan. Sebuah wajahnya yang bersinar membuatmu membayangkannya bahwa dia wanita bidadari yang selalu ada di mimpimu. Dia tersenyum memancarkan lesung manisnya yang membuatmu jatuh cinta karena dia begitu layak untuk menjadi seorang wanita yang berada disampingmu. Bentuk tubuhnya tegap yang selalu menopangmu dalam kondisi apapun. Kakinya yang semampai seolah-olah dia adalah wanita masa depanmu yang menemani langkah perjalananmu kelak. Semua tampak sempurna, walaupun dia mempunyai suatu kelemahan pun pasti dapat tertutup karena banyaknya kelebihan itu. Kamu yang telah menganggapnya bahwa dia adalah segalanya sudah sebagai contoh bahwa suatu kekurangannya tak patut untuk diperhitungkan daripada banyaknya kelebihannya. 
Aku iri...
Read More..