CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Selasa, 25 November 2014

November

Entah mengapa aku sangat suka dengan bulan November. Hujan di bulan November yang turun selalu ku nanti. Hujan yang setiap kali ditemui air merintik turun dari langit meski kadang tak di kehendaki. Ada suasana yang berbeda pada hati ketika rinainya turun. Butir-butir air sepertinya saling bersahutan memberikan kabar kepadaku. Bau tanah basah memberikan aroma kesejukan mengiringi daun basah yang menggelayut rendah. Membuka memori-memori masa lalu yang sempat mengendap. Memberi ruang baru untuk dijadikannya tempat singgah.

November bagiku bukan hanya tentang hujan-hujan yang setia membasahi jalanan atau kakiku yang terkena cipratan, atau November juga bukan saja tentang bulan ke sebelas yang menandakan tahun akan berakhir. November memberikanku satu pertanyaan tentang hal apa yang inginku ulang sekali lagi. Ternyata masih ada kenangan yang menggantung di persimpangan jalan, aku tidak berani mendekatinya. Aku ingin berbalik arah, tapi hal yang disebut kenangan itu memaksaku untuk menghampirinya.

Hai kamu..
Apa kabar? Masih ingatkah kamu hujan diwaktu itu?
Disana ada kita, tawa kita, dan genggaman penuh kehangatan itu.
Lalu hari ini, hujan kembali menyapa.
Melemparkanku menuju masa lalu yang didalamnya ada kamu.
Aku bertanya pada hujan, bisakah ia mengembalikanmu? Tapi, hujan tak mau.
Dan disinilah aku. Berdiri menatap hujan yang merintik. 

Di sini aku melihat segala hal yang telah kita lewati bersama. Ruangan ini sesak, dinding-dindingnya seperti mesin waktu. Pertemuan pertama kita, ucapan rindu yang malu-malu kita ucapkan dan juga yang terakhir adalah ucapan selamat tanpa perpisahan, di sini semuanya begitu tak jelas. Aku baru menyadari sekarang. Sudah memasuki November ketiga. Tanpanya. Hanya aku dan senandung hujan dibulan November. Tanpa kusadari, hari-hari berlalu begitu saja. Semuanya tampak biasa saja. Maka dari itu aku mencintai hujan dibulan November. Kalau aku berkata ada senandung hujan dibulan November. Senandung indah yang membuatku teringat padamu.
Karena ada satu hal yang aku tidak suka adalah tentang rindu. Aku selalu menertawakan orang-orang yang sibuk membuat dirinya seakan-seakan paling miris. Padahal besok atau pada hari itu pun mereka akan bertemu. Beda dengan aku. Rindu itu seperti racun yang diam-diam membunuh harapan-harapan. Saat merindukan orang yang tidak bisa kita temui lagi, apa yang harus kita lakukan?



Yang merindukanmu tanpa renggangan,
seperti hujan bulan November.









sumber 1, 2, 3


Tidak ada komentar:

Posting Komentar