Hai hujan, kita bertemu lagi. Dengan tetesan air yg sama, dengan warna awan abu-abumu yg akan mengeluarkan air-air itu. Sedikit cerita tentang hujan ya, kali ini hujan yg menemaniku. Ya bisa disebut "sehati" dengannya. Dan dia yg hadir ketika perasaan itu datang kembali (baca: sedih). Andai aku adalah awan, yg bisa meluapkan segalanya dengan meneteskan air hujannya. Tidak menahan, tidak dipendam, atau apalah itu yg berhubungan dengan "berpura-pura". Setidaknya aku belajar, dengan berpura-pura itu tidak baik.
Hujan... Ketika dia datang, aku seperti sama dengannya. Dia hadir ketika aku benar-benar terpuruk. Entah..... Tapi ketika aku seperti hujan, semuanya memang tampak seperti tidak baik. Seakan-akan hanya perasaan itu yg dirasakan (baca: sedih).
Tapi yg harus kalian tau, ketika kalian sudah meluapkan semua maka perasaan itu akan lebih baik, bukan? Seperti itu pula hujan, ketika semuanya telah dijatuhkan ke bumi maka di langit pun akan keluar sebuah pelangi yg tak kalah indahnya. Bukankah meluapkan segalanya yg membuat tidak baik tak ada salahnya, bukan?
So.. Don't make a fake smile guys :)
